Senin, 27 Desember 2010

REMAJA DAN WAKTU LUANG

Dalam kehidupan keluarga sering kita dengan kata-kata marah orang tua terhadap anak remajanya seperti : " tiap waktu kerja mu hanya browsing,chatting, ngadapi komputer melulu gimana nilaimu mau bagus"
"jadi hanya bermusik saja kesukaan mu,mau jadi apa kamu nanti? Lihat tu si A nilainya bgs bla..bla..,nada semacam itu sering terdengar oleh kita orang tua yang mengomeli kelakuan anak remajanya.
Remaja adalah masa yang penuh kobaran api..eh maksudnya masa penuh semangat dan dipenuhi rasa keingin tau'an. Jika sang remaja mengisi waktu luangnya dengan hal-hal positif adalah hal yang sangat wajar. harus diingat pengisian waktu luang bagi para remaja,pertama-tama merupakan kewajiban orang tua, dikarenakan orang tua paling banyak mengetahui tentang kebutuhan dasar anak-anaknya,sebaliknya adalah sangat ganjil sekali bahwa orang tua terlalu tenggelam didalam kesibukan-kesibukannya, sehingga yang sempat terpikirkan mungkin hanya pendidikan formil sianak dan kebutuhan materiilnya.
Salah satu penyebab kenakalan remaja adalah karena waktu yang terluang tidak dipergunakan atau diisi sebaik-baiknya atau memang tidak ada wadah untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan dalam diri remaja tersebut. Pengisian waktu terluang dengan kegiatan-kegiatan yang produktif akan dapat memperkecil peluang masuknya unsur-unsur negatif didalam perkembangan jiwa para remaja tersebut. Harus diakui remaja itu tidak mau terlalu diawasi,akan tetapi juga belum mau dilepas begitu saja.biarkan mereka menjalani cara-cara mereka, walau menurut ukuran orang tua dan orang-orang yang sudah tua adalah aneh, belum tentu merupakan suatu penyimpangan. Oleh karena itu biarkanlah mereka mengembangkan daya kreativitasnya,berusahalah untuk mengerti atau memahaminya.jangan pernah memaksakan kehendak kita sebagai orang tua,karena sesuatu yang dipaksakan akan berakibat buruk dikemudian hari.


Dikutip dari  http://www.dinohp.info/2009/03/remaja-dan-waktu-luang.html

CARA BELAJAR YANG BAIK BUAT REMAJA SEKOLAH


Oleh : Arina Luthfiyah,SE

Belajar buat remaja masa sekolah sangatlah penting sekali karena itu untuk bekal dimasa depan dan dalam hal belajar ini perlunya suasana yang tenang , karena dalam suasana demikan remaja dapat berkonsentrasi, memusatkan pikiran pada pelajaran yang hendak di pelajari dan suasana yang tenang itu membuat semangat <span>belajar jadi lebih giat .</span> Maka Jika ingin melakukan cara belajar terbaik itu :

  • Paling efektif jika dilakukan pada waktu subuh dimana suasananya masih tenang hingga bisa lebih kosentrasi dalam memahami pelajaran.


  • Usahakan ketika baru bangun tidur jangan langsung belajar, tetapi mencuci muka atau langsung mandi, dan jika beragama islam lakukan sholat subuh terlebih dahulu jangan lupa berdoa agar mendapat ilmu yang bermanfaat.


  • Dan lakukan beberapa gerakan badan atau senam kecil seperti menggerak-gerakkan tangan, kaki dan leher secara perlahan agar badan segar. Hal ini agar pikiran mudah menangkap apa yang akan dipelajari karena dgn badan yang segar pikiran mampu mencerna apa yang sedang dipelajari.


  • Nah jika rekan remaja dapat melakukannya secara rutin tentu saja dapat membawa hasil yang baik dan memuaskan. Selamat belajar, tunjukkan pada dunia kitalah generasi terhebat abad ini. 

    Dikutip dari:http://www.dinohp.info/2010/01/cara-belajar-yang-baik-buat-remaja.html

    MENGHAFAL ALQUR'AN ITU MUDAH

    oleh Arina Lutfia pada 27 Desember 2010 jam 19:5
    Dikutip dari tulisan islamarket.net Sabtu, 09 May 2009 21:45


    Al Quran merupakan salah satu mukjizat Nabi Muhammad saw yang terbesar dan sebagai kitab suci bagi umat Islam. Al Quran berisi firman-firman Allah swt yang berupa perintah dan larangan, kisah dan hikmah, petunjuk bagi seluruh umat manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt. Sebagai kitab suci yang merupakan petunjuk dari Yang Maha Suci, tentunya Al Quran memiliki kemuliaan dan keagungan yang sangat tinggi.
    Begitu mulianya kedudukan Al Quran di dalam agama Islam, sehingga begitu banyak umat muslim yang bertekad untuk menghafal isi seluruh Al Quran yang terdiri atas 114 surat dan kurang lebih 6.666 ayat tersebut. Kegiatan menghafal yang telah mulai dilakukan sejak zaman Rasulullah saw tersebut hingga kini masih didawamkan oleh banyak umat muslim.
    Menghafal Al Quran memang bukanlah hal yang mudah, bahkan seperti suatu hal yang tidak mungkin bagi sebagian orang mengingat bahwab Al Quran memiliki jumlah ayat yang sangat banyak, dan juga banyak kalimat yang mirip atau juga berulang dalam surat yang sama maupun pada surat yang berbeda. Belum lagi, Al Quran juga memiliki hukum-hukum bacaan dan aturan-aturan tempat keluarnya huruf yang wajib untuk digunakan setiap kali membacanya. Sedikit saja kesalahan dalam hukum bacaan maupun tempat keluarnya huruf akan memberikan efek yang sangat fatal, karena dapat merubah arti dari ayat tersebut. Kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi dapat menimbulkan efek yang sangat besar, bisa saja yang harusnya memiliki arti baik berubah menjadi buruk maupun sebaliknya. Untuk itu, seseorang yang akan mengahafalkan Al Quran, wajib baginya untuk mempelajari dan menguasai hukum tajwid.
    Meskipun sudah banyak orang yang menjadi hafidz (penghafal) Al Quran bermunculan, namun sebagian orang masih menganggap bahwa menghafal Al Quran itu adalah hal yang tidak mungkin.
    Yang perlu diingat adalah bahwa Al Quran merupakan perkataan dari Zat Yang Maha Tinggi, Yang Maha Suci dan Mulia. Maka tentu saja tidak akan mudah dan tidak sembarang manusia yang dapat menjadi penghafalnya. Al Quran adalah kitab yang suci, maka penghafalnya pun harus memiliki jiwa dan hati yang bersih. Dan tentu saja dibutuhkan niat dan keistiqomahan untuk melewati segala ujian dan rintangan selama proses penghafalan dan penjagaan hafalan. Kemalasan, kejenuhan, pesimisme, maksiat, dan dosa-dosa baik dosa besar maupun dosa-dosa kecil adalah tantangan yang harus dikalahkan bagi mereka yang benar-benar ingin menjadi seorang hafidz Al Quran.
    Kesediaan untuk mempersiapkan waktu khusus untuk menghafal Al Quran juga biasanya menjadi faktor yang berpengaruh dalam proses penghafalan. Seseorang yang berada di lembaga pendidikan pesantren tentunya akan lebih berpotensi besar untuk dapat menghafal Al Quran dengan lebih cepat ketimbang mereka yang aktivitasnya adalah sebagai pekerja yang berangkat pagi dan pulang malam. Di pesantren, Al Quran ibarat menu yang dihidangkan dan harus disantap setiap saat. Sedangkan bagi pekerja, waktu untuk berinteraksi dengan Al Quran biasanya sangat sedikit. Meskipun demikian, bukan berarti hanya anak-anak pesantren saja yang dapat menjadi seorang hafidz Al Quran. Biasanya hanya masalah waktu dan keistiqomahan saja. Semakin sedikit waktu yang diluangkan untuk Al Quran, maka semakin lama baginya untuk dapat menghafal Al Quran, sehinga membutuhkan tingkat keistiqomahan yang ekstra.
    Sering kali muncul pertanyaan, “Gimana ya biar bisa mengahafal Al Quran?”. Sebenarnya, banyak sekali hal-hal yang perlu diperhatikan manakala seseorang telah berniat dan melakukan proses penghafalan Al Quran. Banyak sekali tips-tips yang diberikan oleh para ulama maupun para hafidz Al Quran itu sendiri mengenai cara-cara menghafal Al Quran. Berikut ini adalah tips singkat yang insya Allah dapat mendukung proses penghafalan Al Quran anda.

    Ikhlas

    Niatkan dan istiqomahkan niat untuk menghafal Al Quran hanya karena Allah swt dan untuk Allah swt. Tidak mengharapkan sesuatu apapun di dunia, melainkan hanya untuk mendapatkan ridho dari Allah swt. Jangan sekali-kali mengahafalkan Al Quran dengan tujuan untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat maupun pada kelompok tertentu. Biarkan kemuliaan itu datang dengan sendirinya setelah hati, jiwa, dan pikiran kita terisi dengan Al Quran. Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu. Kerjakan saja segalanya dengan ikhlas hanya untuk Allah swt, sehingga Allah akan menerima dan memudahkan langkah kita, dan memberikan balasan atas kehendak-Nya.

    Menjauhi maksiatan dan  dosa

    Al Quran adalah firman Allah yang Maha Suci, maka ia tidak akan masuk dan melekat di dalam hati yang kotor dan berdosa. Kemaksiatan akan menghalangi cahaya Illahi yang akan masuk ke dalam hati, dan hanya akan mengingatkannya pada nafsu duniawi saja.
    Imam Syafi’I adalah seseorang yang memiliki kemampuan menghafal Al Quran yang luar biasa. Kecepatannya dalam menghafal sudah tidak diragukan lagi. Namun, suatu ketika beliau mengadu kepada gurunya perihal hafalannya itu. Imam Syafi’I mengadu bahwa suatu hari beliau mengalami kelambatan dalam mengahafal. Mendengar pengaduan Imam Syafi’I, sang guru pun memberikan obat kepada beliau. Obat yang diberikan hanyalah sebuah nasihat, namun terbukti ampuh sebagai solusi permaslahan yang di alaminya. Gurunya berkata kepada Imam Syafi’l agar meninggalkan segala bentuk perbuatan maksiat dan bersihkan hati dari setiap penghalang antara ia dan Robb-nya.
    Imam Syafi’I rahimahullah berkata :


    Aku mengadu kepada (guruku) Waki’ atas buruknya hafalanku


    Maka diapun memberiku nasihat agar aku meninggalkan kemaksiatan

    Dia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya

    Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang selalu bermaksiat.

    Sesungguhnya Allah swt akan senantiasa meolong hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya. Maka barang siapa yang dapat membersihkan hati dan dirinya dari maksiat kepada Allah, maka Allah akan memberikan cahaya dan membukakan hatinya untuk senantiasa mengingat Allah dan firman-Nya. Allah swt akan memberikan kemudahan untuk mempelajari dan menghafal Al Quran.

    Memanfaatkan masa muda
    Ahnaf bin Qais meriwayatkan bahwasanya dia pernah mendengr seseorang berkata :
    “Belajar diwaktu kecil bagaikan mengukir di atas batu”.
    Maka Ahnaf pun berkomentar :
    “Orang dewasa itu lebih pandai, akan tetapi hatinya lebih sibuk”.
    Anak kecil memang memiliki waktu luang yang lebih banyak, sehingga ia pun memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menghafal Al Quran, sementara orang-orang dewasa telah terlalu sibuk dengan urusan-urusan duniawinya sehingga kesempatan untuk menghafal Al Quran pun menjadi sangat sempit. Namun demikian, sebenarnya orang dewasa itu lebih pandai dari anak kecil, dan jika mereka dapat meluangkan waktu dan mengosongkan hati serta fikirannya dari kesibukan duniawi, maka niscaya mereka akan mendapatkan kemudahan yang lebih untuk menghafal Al Quran, Allah swt berfirman :
    ” Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran? “. (Q.S. Al-Qamar[54] :17)
    Menghafal Al Quran sejak usia muda akan menjadi tabungan di masa tua manakala penglihatan telah semakin menurun sehingga tidak mampu lagi untuk membaca tulisan Al Quran. Hafalan yang sudag tertanam di dalam dada itulah yang akan memberikan kenikmatan kita untuk tetap dapat bertadarus dan sholat dengan bacaan Al quran yang baik dan benar.
    Memanfaatkan waktu efektif dan waktu luang
    Sediakan waktu yang khusus digunakan untuk melakukan penghafalan Al Quran. Jangan menghafal Al Quran manakala hati dan pikiran sedang sibuk dengan suatu perkara. Perkara yang menyibukkan hati dan pikiran akan merusak konsentrasi untuk menghafal Al Quran. Carilah waktu yang tenang dimana hati dan pikiran dapat menyerap ilmu dengan mudah. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan waktu-waktu efektif, seperti setelah melakukan sholat maghrib, setelah sholat tahjjud, setelah sholat shubuh, dan sebagainya. Setelah sholat subuh adalah waktu yang memiliki potensi besar untuk mendukung penghafalan Al Quran, karena pada waktu itulah hati dan fikiran masih bersih dan segar, belum terkontaminasi oleh perkara-perkara duniawi.
    Memilih tempat yang tepat
    Pilihlah tempat-tempat yang tenang untuk menghafal Al Quran, sehingga hati, fikiran, penglihatan, dan pendengaran tidak akan terusik oleh hal-hal lain yang ada disekitar tempat tersebut. Masjid atau Mushollah adalah tempat yang paling utama untuk mengahfal Al Quran. karena masjid adalah rumah Allah yang akan memberikan ketenangan manakala kita sedang bertadarus maupun menghafalkan Al Quran.
    Motivasi diri dan tekad yang benar
    Motivasi diri dan tekad yang benar adalah faktor besar yang mempengaruhi kemampuan menghafal Al Quran. Motivasi diri dan tekad yang kuat jauh lebih berperan daripada tekanan dari pihak-pihak luar, seperti adanya tekanan dari orang tua atau gurunya untuk menghafal Al Quran. Tekanan-tekanan semacam ini biasanya tidak akan bertahan dalam waktu yang lama. Justru tekanan semacam ini hanya akan menjadi sumber kekecewaan dan kejenuhan. Sedangkan motivasi yang timbul dari dalam diri akan terus bertahan dan semakin kuat manakala ia mendapatkan penyemangat yang berkesinambungan. Penyemangat tersebut dapat berasal dari teman seperjuangan, lomba-lomba, atau bahkan dari ayat-ayat Al Quran mengenai janji-janji Allah kepada umatnya yang berjuang di jalan-Nya. Sedangkan tekad yang kuat akan membantu menghapuskan bisikan-bisikan setan dan nafsu yang akan mempengaruhinya.
    Imam Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata :
    “Barang siapa memiliki tekad yang benar maka setan akan berputus asa darinya, dan bila mana seorang hamba tidak teguh pendiriannya maka setan akan selalu mengganggunya dan menjanjikan angan-angan yang terlalu jauh”.
    Mengoptimalan seluruh indra
    Mengoptimalkan indra penglihatan, pendengaran dan ucapan akan membantu memudahkan proses penghafalan. Setiap panca indra kita memiliki jalan tersendiri yang akan menyampaikannya kepada otak. Inilah yang akan memberikan hasil penghafalan yang kuat.
    Bacalah mushaf Al Quran dengan bersuara secara berulang-ulang, perhatikan betul hukum-hukum bacaannya sampai akhirnya bentuk dan halaman mushaf tersebut terus terbayang dan terekam di dalam ingatan. Membaca Al Quran dengan alunan nada yang indah akan membantu memudahkan proses penghafalan. Kita dapat saja meniru nada-nada dari Imam-imam Mekah melalui MP3 dan sebagainya.
    Menggunakan satu cetakan mushaf


    Penggunaan satu cetakan mushaf tentu saja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses penghafalan. Dengan menggunakan satu cetakan mushaf setiap kali membaca dan menghafal Al Quran akan lebih memudahkan penghafalan ketimbang menggunakan cetakan mushaf yang berbeda-beda. Jika cetakan mushaf yang digunakan berubah-ubah maka akan memberikan gambaran yang berbeda di dalam ingatan, kita tidak akan dapat berkonsentrasi, dan justru berpotensi untuk membuyarkan hafalan yang ada.

    Utamakan menggunakan Al Quran cetakan Mushaf Huffazh, yaitu setiap awal halaman diawali ayat baru dan dihalaman itu pula berakhir ayat sesudahnya. Ini akan memberikan pengaruh yang cukup besar kepada kita dalam memberikan gambaran bentuk dan letak halaman dalam ingatan.

    Bacaan yang baik dan benar
    Senantiasa melakukan perbaikan dan evaluasi terhadap bacaan dan hafalan Al Quran yang telah dimiliki. Melakukan evaluasi dan perbaikan ini hendaknya merujuk kepada seorang guru atau orang yang bacaan Al Qurannya telah baik dan benar. Hal ini agar kita tidak memiliki hafalan yang salah dan akhirnya akan sangat sulit untuk diperbaiki karena sudah terlalu lama terekam dikepala kita.
    Imam Munada rahimahullah berkata :
    “Ketahuilah bahwa menghafal itu ada beberapa cara, diantaranya adalah seseorang dapat membaca di hadapan orang yang lebih baik hafalannya, karena orang yang baik hafalannya lebih peka terhadap kesalahanorang yang membaca di hadapannya, dibandingkan si pembaca tersebut terhadap kesalahannya sendiri saat membaca hafalan”.
    Hafalan yang saling berikatan
    Jangan melakukan penghafalan Al Quran tanpa menoleh kebelakang. Maksudnya adalah, hendaknya kita selalu mengulangi ayat atau surat yang sebelumnya ketika kita telah selesai menghafalkan satu surat tertentu. Karena, biasanya hafalan satu surat akan melemah ketika kita melakukan penghafalan surat yang lain. Dengan cara ini, insya Allah seluruh hafalan akan tetap terjaga.
    Memahami makna ayat yang dihafal
    Faktor lain yang mempengaruhi proses penghafalan Al Quran adalah kemampuannya dalam memahami makna ayat yang sedang dihafalnya. Cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan kitab tafsir atau kitab-kitab terjemahan.
    Demikianlah beberapa hal berkaitan dengan proses penghafalan Al Quran yang dapat kami sajikan dengan singkat. Perlu diketahui bahwa sebenarnya banyak sekali cara-cara yang dapat digunakan dalam menghafal Al Quran, dan biasanya setiap orang pun memiliki cara dan teknik yang berbeda. Kami hanya mencoba untuk memberikan garis besarnya saja. Akhirnya, semoga tulisan ini dapat memberikan kontribusi yang baik kepada kita semua yang berniat maupun yang sedang menghafalkan Al Quran.


    Dikutip dari:

    http://islamarket.wordpress.com/2009/05/12/menghafal-al-quran-itu-mudah/

    

    Jumat, 24 Desember 2010

    PERAN WANITA SEBAGAI IBU

    PERAN WANITA SEBAGAI IBU

    oleh Arina Lutfia pada 13 Desember 2010 jam 5:56
    "Hadits Riwayat Imam Ahmad, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Surga itu terletak di bawah telapak kaki "ibu".
    Pernikahan bagi kaum "wanita" tidak sekedar mengubah status dari gadis menjadi nyonya. Namun dia dituntut tanggung jawab berat dan memerlukan persiapan dan pengalaman. Persyaratan umur merupakan kesiapan fisik. dan persyaratan pengalaman dan ilmu merupakan kematangan psykhologis. Kematangan biologis menentukan pula kuat dan sehatnya keturunan, sedangkan pengetahuan agama mempersiapkan terhadap hakekat tanggung jawab. Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai 21 tahun harus mendapat ijin orang tua.

    "Wanita" sebagai makhluk yang dikodratkan sebagai perantara lahirnya manusia di bumi ini. "Wanita" sanggup mengandung, melahirkan, memelihara calon manusia dan mendidiknya.

    Apabila kita membahas tentang tugas kaum "ibu", sungguh suatu tugas yang tidak ringan. Allah SWT telah menentukan kodrat "wanita" yang berat itu, kadang kala kaum Adam kurang mau memahami. Secara fisik dan rohani memang "wanita" dipersiapkan memiliki kesanggupan.

    "Wanita" sebagai "ibu" adalah pendidik paling primer bagi manusia. Kaum "ibu" yang ideal tidak sekedar dapat bobot (hamil), namun "ibu" harus berbobot (berkualitas). Anak-anak mereka tidak cukup dijamin kebutuhan jasmaninya, namun rohaninya juga lebih penting.

    Peran "ibu" apabila diserahkan kepada pembantu rumah tangga dengan mutlak, akan berakibat fatal bagi anak. Sampai dimana idealisme seorang pembantu?

    Sebagai seorang "ibu" --- Peranan apa yang harus tidak boleh diabaikan dan apa akibatnya apabila peran itu diabaikan?

    Di tangan kaum "ibu" berhasil tidaknya membuat apa yang di atas bumi ini lebih berharga dari pada apa yang ada di dalam bumi. Manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah lebih berharga dari pada emas dan mutiara yang dikandung bumi. MAnusia-manusia kufur dan durhaka, lebih rendah harganya dari pada gas belirang dan batu bara. Atau mungkin wujud manusia, namun nilainya seperti magma dalam tanah.

    Disinilah letak peranan "wanita" sebagai "ibu", cukup berat menuntut rasa tanggung jawab yang tidak ringan. Berhasil tidaknya generasi yang ideal di tangan kaum "wanita". Tidaklah berlebihan apabila Rasulullah SAW memberi penghargaan terhadap kaum "ibu", sebagaimana dalam Hadits Riwayat Imam Ahmad, bahwa Rasulullah bersabda: "Surga itu berada di bawah telapak kaki para "ibu".

    "Ibu" seperti apa yang berhasil membuat anak-anaknya dapat mencapai surga? Beberapa langkah yang dapat mengarah kesana antara lain:

    1. DORONGAN "IBU" YANG BERTANGGUNG JAWAB.

    Hadits Riwayat Bazzar, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Apabila seorang "wanita" ("ibu") sudah menjalankan sholat lima kali, puasa bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya (kesucian dirinya) dan lagi taat kepada suaminya, maka masuklah ia ke surga."

    2. MENDIDIK ANAKNYA MULAI KETIKA MASIH DALAM KANDUNGAN.

    Menurut ajaran Islam hakekat hayat sebenarnya sejak usia 120 hari dalam kandungan. Bagaimana mendidik anak dalam kandungan? Yaitu dengan perilaku yang utama, taat kepada Allah, ikhlas dan banyak membaca Al-Qur'an. Sebaiknya kaum "ibu" yang sedang hamil menghindarkan diri dari dosa, akhlak yang hina dan tidak berharga.

    Do'a yang sebaiknya diucapkan setiap saat yaitu sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Ali 'Imran Ayat 38, yang artinya:

    "Disanalah Zakariya mendo'a kepada Tuhannya seraya berkata, "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do'a."

    Dan Surat Ibrahim Ayat 40, yang artinya: "Ya Allah, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Allah, kabulkanlah do'aku."

    3. MENDIDIK SOPAN SANTUN AGAR MENJADI ANAK YANG MULIA.

    Waktu anak sudah lahir, maka wajib diberikan pendidikan yang lebih konkrit lagi. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Anas, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

    "Jadikanlah anak-anakmu orang yang mulia, dan jadikanlah sopan santun mereka menjadi baik."

    Urutan mendidik anak, antara lain sebagai berikut:

    a. Mendidik membiasakan bersyukur kepada Allah SWT, misalnya ucapan hamdalah stiap selesai makan, minum, ibadah dan sebagainya.

    b. Menanamkan tauhid dan dijauhkan supaya jangan sampai menjadi orang musyrik.

    c. Disadarkan jerih payah "ibu" bapaknya, supaya timbul rasa terima kasih, hormat dan taat.

    d. Dikenalkan dengan sanksi moral bahwa kita manusia berbuat apappun, dimanapun kapanpun selalu dalam pengawasan Allah SWT. Sanksi moral ini cukup bermanfaat bagi masa depan dalam mengarungi gelombang ujian kehidupan.

    e. Dididik untuk menegakkan shalat; Hal ini sebagaimana dijelaskan Hadits Riwayat Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

    "Suruhlah kanak-kanak itu agar shalat apabila ia sudah berumur 7 tahun dan apabila ia sudah berumur 10 tahun, maka hendaklah kamu pukul jika mereka meninggalkan shalat."

    f. Dibiasakan suka amar ma'ruf dan nahi munkar, dan tidak bersikap sinis dan sombong.

    g. Menanamkan cinta kepada Nabi dan kepada Al-Qur'anul Karim. Sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Riwayat Dailami dari Ali, bahwa Rasulullah pernah bersabda:

    "Tanamkan kepada anak-anakmu tentang 3 hal, yaitu: 1). Mencintai Nabimu. 2). Mencintai keluarga Nabi. 3). Mencintai untuk membaca Al-Qur'an."

    h. Menanamkan himmatulaliyah. Sejak kecil anak kita bimbing akal dan budinya, sehingga tumbuh jiwa yang tinggi dan mempunyai cita-cita yang luhur. Berikan cerita-cerita orang besar supaya timbul dan terbuka akalnya.

    i. Membiasakan disiplin. Tidak kecil artinya kebiasaan disiplin ini, sebab apa yang pernah dilakukan sejak kanak-kanak, akan menjadi kesatuan pribadi. Apabila setiap anak yang lahir mendapatkan pendidikan dan pengarahan yang serupa ini, niscaya generasi muda yang ideal, bertanggung jawab dan berjiwa besar akan segera terwujud.

    Pendidikan Anak Dalam Islam

    Dan orang-orang yang berkata : "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan keturunan kami kesenangan hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqan : 74)
    "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At Tahrim : 6)
    "Apabila manusia mati maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shaleh yang mendo'akannya." (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)

    Sepatutnya umat Islam memperhatikan pendidikan anak dan pembinaan individu untuk mencapai predikat "umat terbaik", sebagaimana dinyatakan Allah 'Azza Wa lalla dalam firman-Nya :
    "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dariyang munkar... " (Ali Imran : 110).
    Dan juga agar mereka membebaskan diri dari jurang dalam yang mengurung diri mereka, sehingga keadaan mereka dengan umat lainnya seperti yang beritakan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam : "Hampir saja umat-umat itu mengerumuni kalian bagaikan orang-orang yang sedang makan berkerumun disekitar nampan."
    Ada seorang yang bertanya :
    "Apakah karena kita berjumlah sedikit pada masa itu?"Jawab beliau : "Bahkan kalian pada masa itu berjumlah banyak, akan tetapi kalian bagaikan buih air bah. Allah niscaya mencabut dari hati musuh kalian rasa takut kepada kalian, dan menanamkan rasa kelemahan dalam dada kalian."
    Seorang bertanya : "Ya Rasulullah, apakah maksud kelemahan itu?"
    Jawab beliau: "Yaitu cinta kepada dunia dan enggan mati."

    Kecantikan Wanita Hanya Untuk Suami

    Kecantikan Wanita Hanya Untuk Suami

    oleh Arina Lutfia pada 23 Desember 2010 jam 21:17
    Al-Barquni mengatakan,
    “Kecantikan seorang wanita dan keindahan dirinya adalah landasan kecenderungan laki-laki dan keterpika tannya. Pilar keindahan adalah kebersihan, maka seharusnya istri mewaspadai pandangan suaminya tertuju pada sesuatu yang menjijikkan dan memuakkan, baik itu berupa kotoran, kekusutan, bau busuk atau lainnya”.

    Mungkin pertama kali yang menjadikan pria tertarik kepada wanita adalah kecantikan dan penampilannya yang manis. Tetapi sayangnya, sebagian wanita melupakan kenyataan ini, sehingga mereka mengabaikan dirinya sedikit demi sedikit. Akibatnya,sang suami melihatnya dirumah dengan penampilan yang tidak enak dipandang, dalam keadaan rambut acak-acakan, atau bersikap cuek, dan juga mencium “aroma dapur” dari badannya, selalu mengenakan pakaian yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tidak memperhatikan insting, etika,sisi-sisi psikologis, dan kecantikan .Bahkan mereka masih saja mengabaikan setelah dikaruniai beberapa orang anak, karena pada saat itu ia menyangka telah mengikat suaminya, dan meyakini bahwa suaminya tidak akan bisa lari darinya.

    Ini adalah kesalahan fatal, karena bisa merusak penampilan yang telah digambarkan oleh seorang pria tentang wanita disaat menikahinya.Tidak diragukan lagi bahwa hi langnya kecantikan seorang istri dari pandangan suaminya akan mengakibatkan dampak yang sangat buruk. Misalnya, kita sering menemukan ada seorang wanita cantik yang diabaikan suaminya. Bahkan, sang suami lebih cenderung mencari wanita lain. Sementara itu, disisi lain kita menemukan wanita lain yang kurang begitu cantik tetapi dapat menarik hati dan perasaan suaminya dengan memelihara kelembutannya, menjaga kebersihan, perhiasan dan pakaiannya .Kehancuran mayoritas rumah tangga bisa di pastikan berawal dari permasalahan ini.

    Oleh sebab itu,Tanggung jawab seorang wanita muslimah adalah menyediakan segala faktor ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kasih sayang bagi suami, sementara tanggung jawab suami adalah berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, peralatan dan barang-barang yang diperlukan istrinya.

    Sudah seharusnya seorang istri berhias berharum-haruman, dan mempercantik dirinya di rumah khusus, untuk suaminya saja, berapa banyak wanita yang tidak begitu cantik bisa memiliki hati dan perasaan suaminya dengan menjaga kebersihan, pakaian, keindahan penampilan dan tutur kata yang manis.

    Seorang wanita Muslimah pasti ingin menjadi penghuni surga-Nya, dengan menyadari bahwa sesungguhnya keindahan merupakan ajakan yang kuat bagi rangsangan seksual laki-laki dan memenuhi keinginannya menjadi lebih baik untuk penampilan seorang wanita, serta akan lebih mengekalkan kasih dan sayang.Abul Al-Faraj berkata:

    “Sesungguhnya istri akan mendapat perhatian suaminya setelah sempurna penampilan dan kecantikannya seharusnyalah istri membiasakan diri dalam hal menjaga kebersihan dan penampilan yang indah, memakai segala sesuatu yang menabah kecantikannya, baik itu perhiasan ataupun pakaian, bentuk-bentuk perhiasan ini harus disesuaikan dengan persetujuan dan yang disukai oleh suaminya. Hendaklah ia mewaspadai pandangan suaminya tertuju kepada sesuatu yang tidak di sukainya seperti kotoran, bau yang tidak enak,a tau perubahan yang dibenci pada dirinya. Bahaya yang muncul saat ia mengabaikan hal tersebut akan menimpa dirinya sendiri. Sangat ditakutkan apabila suaminya mengetahui peremehan tersebut, dan kemudian ia melayangkan pandangan pada wanita lain”.

    Tujuan menyuruh kaum wanita mempercantik diri untuk suaminya bukanlah untuk menghabiskan waktu di depan cermin sambil mengagumi kecantikan dirinya, atau panjang rambutnya atau tinggi badannya. Sesungguhnya membanggakan diri sendiri merupakan tanda kelemahan akal seseorang, tujuan sebenarnya adalah membiasakan diri dalam kebersihan dan kerapian, hal itu termasuk menertibkan rambut, merapikan pakaian tanpa ada tanda-tanda di buat-buat atau terbebankan.

    Alangkah mulianya seorang wanita ketika suaminya akan datang ,ia segera bersiap-siap untuk menemuinya dengan penampilan yang sebaik-baiknya mulai dari kebersihan pakaian, keceriaan wajah dan senyum simpulnya, karena istri manapun jika menyambut suaminya dengan penampilan begini pasti suaminya akan merasakan kehormatan dan kedudukan yang mulia.

    Sejumlah ahli hikmah mengatakan,“Kehidupan yang panjang ini akan terasa pendek oleh istri yang ceria, berseri-seri, terpercaya,dan shalihah, sedangkan penderitaan banyak disebabkan oleh istri kasar yang tidak memberikan ketenangan jiwa saat bergaul dengannya, tidak memberikan keteduhan saat melihatnya”. Sebuah peribahasa mengatakan :

    “Kasih sayang adalah badan; sedangkan wajahnya adalah muka yang berseri-seri”.
    Merupakan kewajiban istri untuk memperindah diri bagi sang suami dengan membersihkan badan yang juga men cakup pakaian,karena tidak diragukan lagi bahwa istri ya ng mengabaikan keindahan dirinya berarti ia sedang beru saha untuk menjauhkan suaminya dengan tangannya sen diri dan bisa saja akhirnya suaminya terlempar dipangku an wanita lain.Hendaklah ia membersihkan diri sebelum kedatangan suaminya dari kesibukan kerja dan memakai pakaian yang pantas seakan-akan ia sedang menunggu pangeran yang tampan.

    Penyelenggaraan UN 2011 Berbeda

    Formulasi adil
    Sementara itu, Education Forum (EF) tetap meminta Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) untuk menetapkan formula yang adil bagi siswa saat menyelesaikan sekolah. Jika tidak ada perubahan, maka EF secara tegas kembali menolak penyelenggaraan UN 2011.
    "Belum ada formula yang ditetapkan pemerintah. Karena itu, kami anggap masalah UN ini belum final," kata Koordinator EF, Suparman kepada wartawan.
    Karena belum ada formula, EF tetap mengusulkan penentuan kelulusan siswa di sekolah menggunakan nilai UAS dari semester 3, 4, 5, dan 6 ditambah nilai UN. Dari jumlah itu kemudian dibagi lima dan menghasilkan rata-rata kelulusan 5,5.
    "Jika pemerintah tetap keukeuh formulasi UN lebih besar ketimbang UAS, kami melihat masih belum memuat unsur keadilan bagi siswa," ujarnya.
    Nilai UAS, katanya, tetap harus mendapat porsi yang lebih banyak ketimbang UN. Sebab, proses belajar lebih lama ketimbang nilai UN saja. "Jika nilai UN yang lebih besar, sama saja dengan memveto nilai UAS lainnya. Padahal, proses untuk UAS itu lebih lama ketimbang UN di akhir masa pembelajaran," tuturnya. (B.107)**